Game online adalah salah satu bentuk hiburan yang banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat, terutama remaja. Game online adalah permainan yang dimainkan melalui jaringan internet, baik menggunakan komputer, laptop, tablet, maupun smartphone.

Game online menawarkan berbagai macam genre, tema, fitur, dan tantangan yang menarik dan mengasyikkan bagi para pemainnya.

Game online juga memungkinkan para pemainnya untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan pemain lain dari berbagai belahan dunia secara virtual.

Namun, di balik keseruan dan keuntungan yang ditawarkan oleh game online, terdapat pula dampak negatif yang tidak bisa diabaikan.

Salah satunya adalah fenomena kecanduan game online yang dialami oleh sebagian besar pemainnya. Kecanduan game online adalah kondisi di mana seseorang tidak bisa mengontrol dirinya untuk berhenti atau mengurangi frekuensi dan durasi bermain game online.

Kecanduan game online dapat menyebabkan gangguan fisik, psikologis, sosial, dan akademis bagi para pemainnya.

Fenomena kecanduan game online merupakan sebuah fenomena sosial yang tak terbantahkan. Fenomena ini terjadi karena adanya faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku dan motivasi seseorang untuk bermain game online secara berlebihan.

Faktor internal meliputi kepribadian, emosi, kebutuhan, dan minat seseorang. Faktor eksternal meliputi lingkungan, teknologi, media, dan budaya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang fenomena kecanduan game online dalam perspektif psikologi sosial.

Teori Psikoanalisis

Teori psikoanalisis adalah teori yang dikembangkan oleh Sigmund Freud yang menjelaskan tentang struktur kepribadian manusia yang terdiri dari tiga bagian: id, ego, dan superego.

Id adalah bagian dari kepribadian yang bersifat primitif, irasional, dan hedonistik.

Id beroperasi berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle) yang menginginkan pemenuhan kebutuhan secara segera tanpa mempertimbangkan konsekuensi.

Ego adalah bagian dari kepribadian yang bersifat rasional, realistis, dan adaptif. Ego beroperasi berdasarkan prinsip kenyataan (reality principle) yang mencoba menyeimbangkan antara tuntutan id dan batasan lingkungan.

Superego adalah bagian dari kepribadian yang bersifat moralistik, idealistik, dan normatif. Superego beroperasi berdasarkan prinsip kesempurnaan (perfection principle) yang menuntut agar seseorang bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial.

Dalam konteks fenomena kecanduan game online, teori psikoanalisis dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa seseorang yang kecanduan game online memiliki id yang dominan dibandingkan dengan ego dan superego.

Id seseorang yang kecanduan game online menginginkan kesenangan dan kepuasan secara instan dari bermain game online tanpa memperhatikan dampak negatifnya bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Ego seseorang yang kecanduan game online tidak mampu menahan atau mengatur dorongan id untuk bermain game online secara wajar dan proporsional.

Superego seseorang yang kecanduan game online tidak efektif dalam memberikan rasa bersalah atau malu jika melanggar norma sosial.

Akibatnya, seseorang yang kecanduan game online menjadi terisolasi dari lingkungan sosialnya dan mengalami berbagai masalah dalam kehidupan nyatanya.

Teori Behavioristik

Teori behavioristik adalah teori yang dikembangkan oleh B.F. Skinner yang menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh konsekuensi atau akibat dari perilaku tersebut.

Teori behavioristik mengasumsikan bahwa manusia adalah makhluk yang pasif dan reaktif terhadap lingkungannya.

Teori behavioristik menggunakan konsep penguatan (reinforcement) untuk menjelaskan bagaimana perilaku manusia dapat dipelajari, dipertahankan, atau diubah.

Penguatan adalah segala sesuatu yang meningkatkan kemungkinan perilaku untuk terulang kembali. Penguatan dapat berupa positif atau negatif.

Penguatan positif adalah pemberian sesuatu yang menyenangkan atau diinginkan setelah perilaku tertentu dilakukan.

Penguatan negatif adalah pengurangan atau penghilangan sesuatu yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan setelah perilaku tertentu dilakukan.

Dalam konteks fenomena kecanduan game online, teori behavioristik dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa seseorang yang kecanduan game online mendapatkan penguatan positif dan negatif dari bermain game online.

Penguatan positif dapat berupa hadiah, pujian, pengakuan, atau rasa senang yang diperoleh dari bermain game online.

Penguatan negatif dapat berupa pelarian, penghindaran, atau penurunan rasa stres, bosan, kesepian, atau tidak percaya diri yang dirasakan dari bermain game online.

Penguatan-penguatan ini membuat seseorang yang kecanduan game online merasa lebih nyaman dan bahagia di dunia virtual daripada di dunia nyata.

Penguatan-penguatan ini juga membuat seseorang yang kecanduan game online sulit untuk berhenti atau mengurangi frekuensi dan durasi bermain game online.

Teori Kognitif

Teori kognitif adalah teori yang dikembangkan oleh Albert Bandura yang menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh proses mental atau kognitif yang melibatkan pemikiran, persepsi, ingatan, dan emosi.

Teori kognitif mengasumsikan bahwa manusia adalah makhluk yang aktif dan kreatif dalam memproses informasi dari lingkungannya.

Teori kognitif menggunakan konsep belajar sosial (social learning) untuk menjelaskan bagaimana perilaku manusia dapat dipelajari melalui pengamatan dan peniruan terhadap model atau contoh perilaku orang lain.

Belajar sosial melibatkan empat proses kognitif: perhatian (attention), ingatan (retention), reproduksi (reproduction), dan motivasi (motivation).

Dalam konteks fenomena kecanduan game online, teori kognitif dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa seseorang yang kecanduan game online belajar untuk bermain game online melalui pengamatan dan peniruan terhadap model atau contoh perilaku orang lain yang juga bermain game online.

Seseorang yang kecanduan game online memberikan perhatian kepada model atau contoh perilaku orang lain yang bermain game online dengan cara menonton video, membaca artikel, atau bergabung dengan komunitas game online.

Seseorang yang kecanduan game online menyimpan ingatan tentang model atau contoh perilaku orang lain yang bermain game online dengan cara mengingat strategi, teknik, atau trik-trik yang digunakan dalam bermain game online.

Seseorang yang kecanduan game online mereproduksi model atau contoh perilaku orang lain yang bermain game online dengan cara meniru atau mengikuti apa yang dilakukan oleh model atau contoh tersebut dalam bermain game online.

Seseorang yang kecanduan game online termotivasi untuk bermain gameBerikut adalah lanjutan konten di atas: online dengan cara mendapatkan penghargaan, umpan balik, atau rasa puas yang diberikan oleh model atau contoh tersebut dalam bermain game online.

Kesimpulan

Fenomena kecanduan game online adalah sebuah fenomena sosial yang tak terbantahkan. Fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal yang memengaruhi perilaku dan motivasi seseorang untuk bermain game online secara berlebihan.

Fenomena ini dapat dijelaskan dari berbagai perspektif teori psikologi sosial, seperti teori psikoanalisis, teori behavioristik, dan teori kognitif.

Fenomena ini juga memiliki dampak negatif yang serius bagi para pemainnya, baik secara fisik, psikologis, sosial, maupun akademis.

Oleh karena itu, fenomena ini perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat dari berbagai pihak, seperti keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *